Sabtu, 30 April 2011

ABC Lima Dasar

Kalo lagi bengong, saya suka kepikiran permainan-permainan pas masih kecil. Dan sesuai judul, akhir-akhir ini saya lagi sering mikirin permainan ini. Dulu saya seriiiing banget main itu, bahkan di kala guru sedang mengajar, saya dan beberapa teman saya main itu di kelas. Gurunya kecolongan. Ya kan, dikelas isinya 40an anak, nggak mungkin lah diliatin satu-satu, apalagi kalo pas lagi nerangin, pasti gurunya lebih fokus ke papan tulis.

Namanya ABC Lima Dasar.
Entah di sekolah saya saja yang menamai permainan ini, atau di semua sekolah dasar juga memakai nama ini.

Cara bermainnya adalah pertama kita tentukan dulu hurufnya. Biasanya sih dari masing-masing pemain kaya gambreng, tapi bukan gambreng. Hmmm, apa ya namanya? Ya pokoknya menunjukkan jari-jarinya. Terus dihitung ada berapa jari yang nongol. misalnya ada 12 jari yang nongol, berarti huruf ke 12 alias "L"

Terus abis itu menyebutkan "Nama" yang depannya huruf "L" (kan tadi contohnya "L", ya saya terusin aja ya contohnya pake huruf "L" semua). Nah di sini kita harus memikirkan nama yang nggak kepikiran orang. Karena kalo misalnya yang disebutkan sama, nilainya akan berkurang, eh bukan berkurang deh, tapi nilainya lebih dikit. Biasanya kalo beda, nilainya 100. Kalo ada yang sama, nilainya 50. Terus kalo nggak tau, ya nilainya 0. Ini lumayan banget loh, buat mempersiapkan nama kalo punya anak nanti. Siapa tau kepikiran nama yang bagus.

Lalu lalu lalu, biasanya yang disebutkan itu "Nama", "Nama Hewan", "Nama Buah", "Nama Negara", "Nama Artis", dan lain-lain deh. Ya pokoknya itu (saya ulangi lagi ya) kita harus memikirkan yang nggak kepikiran orang. Seru kan, kita ditutut berpikir kreatif. Uhuuuy, gaya banget bahasanya, hahaha. 

Kalo anak jaman sekarang masih mengenal permainan ini nggak sih? Apa malah lebih terkenal mainan lempar-lemparan burung? Kalo saya sih lebih suka main the sims 3, bisa sampe lupa makan, lupa tidur, yang makan dan tidur cuma sims-nya doang. *malah OOT

Jumat, 29 April 2011

Pilih Ubi Atau Singkong

Kalau sebelum-sebelumnya saya yang menertawai teman saya karena galau-mahasiswa-semester-terakhir, bingung abis lulus mau ngapain. Sekarang saya yang kena sindrom ini. Semenjak semester tujuh bahkan saya sudah menentukan jalan hidup saya setelah lulus *asyik banget, hahaha. Abis lulus mau kerja di kontraktor 5 tahun, terus pindah ke manajemen konstruksi 3 tahun, terus baru deh ke developer, entah bikin sendiri atau punya temen. 

Lalu ketika saya sedang asyik-asyiknya menjalani semester7 yang lalu tiba-tiba ibu saya membujuk saya untuk mengenyam program profesi setelah lulus. Padahal saya tidak mau menjadi arsitek, tentu saja agak sulit mengikuti keinginan ibu saya. Namun setelah memikirkan lebih lebih lebih lanjut, saya paham sekali pasti ibu saya menginginkan yang terbaik untuk saya, sehingga saya sukses terbujuk. Oke, saya mau daftar program profesi abis lulus. Berarti ada yang berubah dengan rencana saya ke depan, tinggal ditambah 1 tahun.

Nah, pas bulan Februari, saya iseng mampir ke tempat kerja praktek saya sekalian menemani Heni ngerjain skripsinya. Lalu lalu lalu, bos saya itu menyarankan saya untuk langsung kerja di sana begitu selesai kuliah. Ya, sampe sini membuat teman-teman saya galau. Tapi saya sendiri juga bingung, ibarat lagu pilih ubi atau singkong. Kerja di sana adalah keinginan saya saat 6 tahun lagi. Apalagi saya sudah paham sekali medannya, tau banget proyeknya, dan kenal sama orang-orangnya, jadi nggak usah pake adaptasi, ospek, apalah itu. Namun, saya masih mempertimbangkan keinginan enyak saya itu tuh, ngambil profesi dulu baru kerja. 

Tadinya sih saya masih mikirnya, aduuuh skripsi aja belom selese, ntar aja deh dipikirin lagi jadinya gimana. Eh tau-tau, tadi pas bimbingan skripsi, saya dan pembimbing skripsi saya malah lebih banyak membahas tentang beginian daripada skripsi saya. Beliau malah tidak menyarankan saya mengambil program profesi begitu tau saya mau kerja dimana. Katanya, mendingan saya ngambil S2 aja di jurusan yang terkait dengan pekerjaan impian itu. 

WAWAWAWAWAWAAA, bingung jadinya. Alhamdulillah bingungnya karena banyak pilihan, bukannya bingung karena bener-bener nggak tau mau kaya gimana nantinya.

Aduh, apa langsung nikah aja ya? *ngeliat royal wedding. 

Rabu, 27 April 2011

Hai, Aku Kalah Loh! hihihi

Dengan bangga saya mengatakan, TADI SAYA KALAH WALLCIMBING. Hohoho, cool banget kan? Ya, walaupun ini tahun terakhir saya, dan dua tahun sebelumnya berturut-turut saya mendapat 'emas' di bidang ini. Dan tadi sempat ada hal yang mengganjal (sudah saya sampaikan ke panitianya juga sih), tapi sekarang saya sudah sangat lega karena kekalahan ini memberikan makna tersendiri bagi saya.

Pelajaran pertama yang saya ambil adalah pentingnya mencetak bibit-bibit baru. Yo, alias regenerasi. Sekarang aja semangka udah nggak merah dan banyak biji hitamnya lagi. Udah ada yang tanpa biji, dan ada juga yang berwarna kuning. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, tentunya saya kini bernasib seperti semangka merah banyak bijinya renta (berasa tua banget deh saya jadinya). Ayo semangat junior-juniorku! Pasti bisa lebih baik dari saya.

Brain-wash Bukan Brain-storming

Belakangan ini tema yang sedang ngetrend untuk diperbincangkan adalah Anang-Ashanty brainwash. Dan hal pertama yang terlintas di pikiran saya ketika mendengar frase tersebut ialah mesin cuci. Saya membayangkan, otak-otak dari kepala manusia dikeluarkan terus dimasukin di mesin cuci, digilas, diputar, dibilas, dan diperas. Hooeekk, :najis ngebayanginnya. Mendingan juga makan otak sapi dan otak ayam *ngawur.

Beberapa hari yang lalu Ibu dan Ayah saya berpesan, "makanya May, jangan ngobrol sama orang yang dikenal". Dari pesan ini tersirat kalo saya suka ngobrol sama orang yang nggak dikenal. Ya kadang-kadang emang gitu sih, semuanya diajak ngobrol, orang yang sebelahan di kereta, orang yang duduk di halte, abang-abang gorengan yang mangkal, kadang-kadang tukang pecel keliling juga saya ajak ngobrol. 

Selasa, 26 April 2011

Kaku Banget Sih, Kreatif Dikit Dong!

Maaf ya kalo ceritanya repost. Tapi saya masih bisa tertawa pas baca cerita ini lagi. Cerita yang singkat namun mengandung makna yang tersirat. Mengenai perbedaan sudut pandang. Padahal nggak salah sih kalo menurut saya. Begini ceritanya:

Di suatu sekolah, seorang guru sedang mengetes kepintaran salah satu anak didiknya.
Guru: "Coba jelaskan, apa arti peribahasa 'ada ubi ada talas'!"
Murid: "Artinya ada penjual gorengan, Bu.."
Guru: "Salah! Pertanyaan berikutnya, apa arti darmawisata?"
Murid: "Artinya si Darma sedang wisata, Bu"
Guru: "Salah juga! Pertanyaan selanjutnya, ternak apa yang tenaganya banyak digunakan para petani?"
Murid: "Ternak bernasib sial, Bu"
Guru: "Masih salah! Sekarang coba jawab, mengapa seseorang pencuri dimasukkan ke dalam penjara?"
Murid: (dengan santai) "Karena tertangkap polisi, Bu"
Guru: "Salah! Salah! Kenapa sih kamu salah terus?"
Murid: "Pertanyaannya terlalu susah, Bu"
Guru: "Baik, sekarang Ibu beri pertanyaan yang mudah. 'Selamat pagi, Pak' adalah kalimat sapaan untuk waktu apa?"
Murid: "Nah ini pasti benar, Bu"
Guru: "Coba apa jawabannya?"
Murid: "Waktu bertemu Bapak kan Bu?"
Guru: ".........!!"

Kalo saya yang jadi gurunya, pasti saya anggap benar deh jawabannya. Ya emang nggak salah sih kalo muridnya jawab begitu. Atau mungkin jangan-jangan saya-lah si murid ini :P *yakali

Mie Ayam

Kemarin sore, saya benar-benar ngidam mie ayam kaya Kiki ngidam ketoprak. Bedanya adalah kalo Kiki kesampean, dan saya tidak. Kalo mencari kambing hitam kenapa saya nggak jadi makan mie ayam, yaa gara-gara hujan. Ketika saya pulang mulai gerimis, tukang mie ayam masih berada di dekat rumah saya. Tadinya saya mau sholat dulu, kemudian beli mie ayam. Setelah sholat, ternyata hujan semakin deras. Deres banget, airnya turun keroyokan, saya jadi nggak berani keluar rumah takut benjol. Begitu hujan agak reda, saya keluar mencari tukang mie ayam. Ternyata saya hanya menemukan gerobaknya doang, tanpa pemiliknya. Entah kemana abang tukang mie ayamnya. Apa mungkin beliau sedang menangkap ayam lagi atau sedang menanam sawi, akhirnya saya kembali ke rumah. Saya dan ayah saya berpikir, 'nanti juga lewat kok tukang mie ayamnya'. Yang ditunggu tidak muncul juga. Kemudian gantian ayah saya yang keluar rumah. Begitu tiba di rumah lagi, ayah saya melapor, "May, tadi kan cuma ada gerobaknya, abangnya nggak ada. Kalo sekarang dua-duanya nggak ada". Nggak rejeki!

Minggu, 24 April 2011

Ge O Es I Pe

Waktu tingkat 2, ada seorang teman saya yang bertanya, "Lo kalo di studio kerjaannya gosip doang ya?". Nggak bisa disalahkan 100% juga sih, emang kadang-kadang kita ngegosip sambil ngerjain maket, apalagi kalo ada acara lomba gosip nginep-nginep di studio. Kadang-kadang sampe udah nyiapin toge goreng buat camilan pas lagi ngegosip. Walaupun saya bukan tipe orang yang suka nginep di studio, tapi pernah lah beberapa kali nginep di studio.

Ada juga teman saya yang beranggapan kalo anak ars itu karena lebih banyak perempuan jadinya suka ngegosip. Kalau pernyataan ini,

Berburu Ekspresi

Akhir-akhir ini saya memiliki hobi baru, yaitu memperhatikan ekpresi manusia, sebenernya sih lebih sering menangkap ekspresi aneh manusia. Pengorbanan dalam menjalankan hobi ini sangat besar, harus nahan ketawa. Ya tau sendiri lah ya gimana susahnya nahan ketawa, nyaris sama kaya nahan napas pas masuk kandang sapi.

Kemarin sore, ketika saya naik kereta ekonomi jabodetabek, yang ke Bogor, saya menangkap ekspresi super lucu. Seorang anak berusia sekitar 12 tahun duduk di sebelah seorang wanita berusia sekitar 27 tahun. Mereka tidak saling kenal. Sang wanita sedang asyik sms-an. Sedangkan si anak ini malah ngeliatin hp-nya si wanita. Sepertinya dia terlalu fokus sampai sepertinya nggak nyadar, dia gigit jadi telunjuknya. Bener-bener ekspresi yang menakjubkan. Beberapa detik kemudian, ia sudah tidak menggigit jari telunjuknya lagi, dan kemudian malah dia yang berbalik ngelitin gw, nantangin pelotot-pelototan. Dan akhirnya saya menang, dia nunduk <()↗ hahaha. Katanya kaskus kalo no pict=hoax, bodo ah, ribet kali kalo foto-foto di kereta ekonomi yang lagi rame.

Terus akhir-akhir ini juga saya sering ketemu anak kecil, entah di angkot, maupun di kereta. Dan pas ngeliat saya, mereka biasanya langsung senyum. Kalo katanya anak jaman sekarang "unyu banget :3". Bahkan anak-anak kecil melihat saya seperti ibu perinya Lala. Emang deh aura saya, anak baik banget 
︿()︿ <--ada sayapnya

Sabtu, 23 April 2011

Hari Yang Super di Perpusnas

Dari judulnya udah keliatan rajin banget kan? :D Pagi tadi, saya bersama Bebek, Ando (temennya Bebek yang suka ksatria baja hitam), dan Ronald (temennya Bebek, sekaligus senior kami pas SMA) mengunjungi perpustakaan nasional. Oke, saya emang norak, ini adalah pengalaman kedua saya ke tempat itu, dan bahkan saya bingung karena sudah berubah dari pas pertama kali saya kesana. Nggak penting sih kalo saya menyebutkan apa-apa saja yang berubah (karena nantinya saya makin ketahuan noraknya).

Tujuan saya ke sana adalah tentu saja nyari belut, apalagi pas banget ada acara resepsi pernikahannya Hadijah. Baru kali ini deh saya melihat keajaiban, ada tukang es krim yang pake sepeda di luar gedungnya, bener-bener di luar gedung, bahkan deketan ke abang es krim daripada tempat parkir. Aduh, kenapa saya jadi membahas ini ya?

Jumat, 22 April 2011

Ucapan Terima Kasih

Kadang saya bingung kenapa ada orang yang mau meluangkan waktunya membaca blog ini. Walaupun bingung, tapi saya selalu promosi dimana-mana, lewat twitter, facebook, bahkan kadang-kadang lewat chat ym (siapapun yang nongol di kontak saya, langsung dikasih link blog saya). Sebenarnya kalo sekarang saya dapet sms gratis tanpa batas, pasti saya juga smsin ke semua orang link ini. Oke, lebay emang. 

Dan yang lebih lebih lebih saya bingungkan lagi adalah pas ngeliat statistik-audience, super cool deh nggak cuma dari Indonesia ternyata. Kemungkinan besar mereka buka link--liat sekilas--nggak ngerti--langsung tutup. Andai mereka bisa bahasa Indonesia dan membaca post saya yang ini, maka pantun "keliling dunia cari gembok,terimakasih ya abang-mpok" saya lantunkan untuk kalian.

Yang makin membuat saya bingung adalah ternyata banyak yang suka cerita-cerita tentang ayah saya. Bahkan ada yang minta dikenalin ke ayah saya. Jangan, plis! Nanti dikirain mau ngelamar saya. Biarlah saat ini beliau berkreasi (apaan deh)

Walaupun semua keanehan ini terjadi, tetapi saya sangat berterimakasih sekali loh (sekarang struktur bahasa saya semakin buruk) bagi semua pihak yang meluangkan 3 detiknya membuka blog saya. Semoga bermanfaat!

With Love,
Maya Widyasrini
(Oh em ji, super norak)

Lihat Kebunku

Lihat kebunku penuh dengan bunga 
Ada yang putih dan ada yang merah 
setiap hari kusiram semua 
Mawar melati semuanya indah


Gara-gara tadi ada anak kecil teriak-teriak di depan rumah, "Pak, minta jambunya yaaa!!!" akhirnya saya jadi penasaran, emangnya udah mateng ya jambunya? perasaan masih kecil-kecil deh. Sehingga saya kemudian ke atas melihat-lihat tanaman yang mama tanam. Ternyata cukup menarik deh jika diperhatikan.


Foto-fotonya cuma saya tambahin tulisan doang, nggak pake diedit brightness-contrast dll.
Dia pernah beken di jamannya

Rabu, 20 April 2011

Papaku Masih Muda

Tadi saya menelfon papa agar saya dijemput. Namun ternyata panggilan saya tersebut tidak dijawab. Yasudah, tadinya saya mau berubah wujud sudah pasrah mau naik burung onta ojek saja. Beberapa menit kemudian, gantian papa yang menelfon saya. Berikut kutipan percakapan kami:

Maya: "Pa, boleh minta jemput nggak?"
Papa: "Sama siapa?"
Maya: "Siapa kek, papa kek, nova kek, adik kek, siapa aja boleh."
Papa: "Kok papa kek? Papa kan belom kakek-kakek!!"

Mau ngakak, tapi masih di angkot. Kasian perutku jadi kembung, nahan ketawa.

Selasa, 19 April 2011

Nggak Penting

Entah mengapa tiba-tiba saya ingat gambar ini.


Iya, tau kok, masih lama lebarannya. Tapi ya namanya keingetan. Kalo dipikir-pikir saya ternyata cukup konyol. Belum tentu kan semua orang mengerti kalau ini adalah kiasan doang "meluruskan kawat-kawat yang bengkok". Bisa aja kan mereka kira, "daripada bengong nungguin takbir, mendingan sambil ngelurusin kawat".  

Minggu, 17 April 2011

Berkat Jus Campursari Mama

Baru saja ibu saya masuk ke kamar saya dan membawakan tiga gelas jus campur sari lagi. Satu gelas untuk saya, satu gelas untuk adik saya, dan satu gelas lagi untuk kakak saya. Namun takarannya tidak sama, dan super bikin iri.

Maya: "aku mau yang itu aja yang dikit."
Mama: "enggak. Kamu yang ini aja. Udah cepetan ambil, tangan mama pegel."
Maya akhirnya nurut mengambil yang paling banyak.
Mama: "kan mata kamu lagi sakit, biar sembuh."

Maksudnya sakit di sini adalah mata saya tidak normal alias rabun jauh. Memang sudah dari SMA saya menggunakan kacamata, tapi saya tidak suka memakai terus-terusan, hanya saya gunakan ketika di kelas saja saat harus menyalin catatan dari papan tulis.

Seperti post saya sebelumnya, ibu saya gemar sekali meracik jus campursari. Dan sekarang ia semakin gemar (bahkan pas barusan saya turun menyuci gelas, ibu saya sedang mempersiapkan ronde kedua, jus wortel dan tomat saja. Katanya khusus untuk saya -______-) membuat jus, setelah kemarin saat saya periksa mata, ternyata "penyakit" mata saya kian membaik. Waaaw super cool. Rabun jauh saya berkurang. Mata kanan saya tadinya -1,25 sekarang menjadi -1.00. Dan mata kiri saya tadinya -0,75 sekarang menjadi -0,25. Semoga nanti pas wisuda mata saya sudah normal kembali, jadi gampang pas nyariin orang kalo mau foto bareng :P 

Sabtu, 16 April 2011

Nggak Sengaja Denger

Hari ini saya pergi bersama ibu saya. Sejak kami mulai menemukan keasyikan jalan-jalan naik kereta (baca: tidak macet), kami malah lebih sering pergi naik kereta. Dan begitu pula tadi, kami naik krl express. Ternyata naik krl express di hari sabtu siang tetap saja ramai. Namun kami beruntung masih mendapat tempat duduk. Yang duduk di sebelah kiri saya ialah seorang wanita yang sepertinya gemar sekali berbicara. Ia tidak henti-hentinya berbicara dengan ponselnya. Dengan suara yang super besar, ia berbicara seolah sedang berteriak di telinga saya. Kali ini saya tidak lebay, karena nyaris satu gerbong terperangah dengannya. Ya tapi saya akui pembicaraannya cukup merarik, dan akan saya share di sini. Beginilah cuplikan pembicaraan yang menurut saya paling top.

Wanita sebelah saya: ".... Iya nih gw udah pake baju putih"

Maya dalam hati: 'kalo saya pake baju cokelat'

Wanita sebelah saya: "kan pas kemaren udah gw bilangin drecos-nya"

Maya dalam hati: 'bilangin apaan? betewe, drecos itu apa ya?'

Wanita sebelah saya: 'gw bilang ke yang lain pake drecos putih-putih'

Maya dalam hati: 'ooh dresscode maksudnya. yaaah, gw ga bisa ikutan dong berarti, saltum'

Wanita sebelah saya: "nih gw pake putih-putih, udah kaya kuntilanak"

Maya dalam hati: 'hah?' (kaget, dan berharap semoga sebelah saya ini manusia)

Wanita sebelah saya: "nanti pas masuk gw tinggal ketawa-ketawa, jadi beneran kaya kuntilanak"

Maya dalam hati: sebenernya ingin ngakak dengernya, dan sambil berdoa 'ya Allah, semoga saya cepet sampe, aamiin..'

Kamis, 14 April 2011

Taksi Ajaib

Besok saya insya Allah akhirnya akan survey buat skripsi. Walaupun tadi akhirnya tidak jadi bimbingan, padahal lumayan progress skripsi saya. Rencananya saya akan ditemani Kiki Mutiara. Sebagai anak yang baik, saya sebelumnya meminta izin dulu ke orangtua saya. Sebenarnya sih tadi siang saya sudah pamit, tapi biar lebih unyu asyik saya barusan minta izin lagi, sambil berbincang bagaimana rencana esok. Tentu saja perbincangan ini berlangsung di ruang makan, sehingga berakhir tragis malah menghasilkan percakapan konyol super serius antara ayah dan anak, berikut kutipan perbincangan saya dan ayah saya barusan:

Maya: "Pa, besok pulangnya  dijemput aja boleh nggak?"
Papa: "Kamu naik taksi aja deh"
Maya: "Bayar di rumah aja ya"
Papa: "Boleh. Tapi naik express aja, tarif bawah. Jangan kaya papa waktu itu naik taksi bandara, tarifnya kaya kuda, cepet banget argonya."
Maya: "Hah? Ya lagian, udah tau taksi bandara kan emang gitu."
Papa: "Gitu ya? Yaudah lain kali papa naik taksi rumah makan aja, biar murah."
Maya: "Hahaha. Taksi Warteg ya Pa? Eh, tapi bener nih besok taksi aja? Kalo blue bird aja gimana?"
Papa: "Ya nggak apa-apa sih blue bird, kalo nggak ada express."
Maya: "Tapi kan kalo express nggak berhenti di UI Pa, biasanya langsung Depok Baru."
Papa: "Iya ya, nyebelin. Yang ekonomi aja kalo gitu, kacanya nggak bisa ditutup."

Abis itu saya nyerah banget, kalah deh sama ayah saya kalo soal jayus-jayusan. 

Rabu, 13 April 2011

Hobi Baru Ibu Saya

Akhir-akhir ini ibu saya menjadi sangat gemar menggunakan power blender. Iya, yang diiklanin si Ulfa Dwiyanti itu.  Kalo yang ingin mengetahui lebih lanjut  benda ini, bisa klik disini, karena sebenarnya saya tidak mau membahas benda ini.

power blender, sahabat baru ibu saya.

Ibu saya memang kreatif. Segala macam buah dicampur (seringnya sih wortel, tomat, apel, dan jeruk).

Sabtu, 09 April 2011

Wafer Rasa Rendang

Apa sih yang asyik buat nemenin nonton tv? Tentu saja cemilan. Sewaktu sedang asyik nonton tv bersama papa dan adik saya, tiba-tiba adik saya ngambil toples berisi wafer yang ada di meja depan tv. Namun sepertinya ia ragu, ambil-apa-nggak-makan-apa-nggak


Adik: "Ini wafer rasa apa?"
Maya: "Nggak tau, cobain aja. Keju kali" (jawaban ngasal)
Adik: "Coconut ya?"
Papa: "Bukan, kelapa"
Maya: -_______-
dan malah diterusin pula sama adik saya: "Pantesan rasanya kaya rendang"

Rabu, 06 April 2011

Penipu Sekarang Makin Pelit

Setelah saya selesai menulis trit dengan judul yang sama, saya merasa hampa kalo nggak dimasukin di sini juga. Tapi saya nggak mau menyampaikannya dengan bahasa yang sama jadi kalo mau kopi paste "ane" diganti "saya" saya semakin pandai merangkai kata. Begini ceritanya...

Alkisah di Negeri nan damai, hiduplah keluarga yang bahagia. Au ah ngaco. Tadi pagi kakak saya menemukan benda imut nan lucu bermotif kopi di depan pintu rumah. Kakak saya menyuruh saya membukanya, tapi karena saya kalo lagi makan tidak bisa diganggu, akhirnya saya cuekin. Tapi ternyata papa saya super kepo dengan benda tersebut. Akhirnya benda tersebut dibuka dan luar biasa isinya.

Minggu, 03 April 2011

Papa Saya Bukan Nikita Willy

Kamar saya berada di atas paling depan, sehingga seringkali tidak terdengar ketika orangtua saya memanggil dari bawah. Cara yang paling efektif untuk memanggil saya untuk turun ke bawah adalah dengan ditelfon. Kalau papa atau mama saya menelfon, saya sudah tahu kalau harus ke bawah. Beberapa menit yang lalu, mama saya menelfon ke hp saya, maka saya bergegas turun. Ternyata mereka menyuruh saya untuk sholat. Karena di keluarga saya sudah terbiasa dengan shalat berjamaah saya kemudian kaget begitu mengetahui papa dan mama ternyata sudah shalat duluan.

Mama: "Mama tadi udah sholat."
Maya: "Hah? Kok udah duluan?"
Mama: "Daritadi udah dipanggil, kamunya nggak turun-turun"
Maya: "Nggak kedengeran, Ma"
Tiba-tiba papa nyamber: "Masa kaya Nikita Willy, harus penantian panjang"

-________-" Bahkan tiba-tiba papa nyambernya gitu. Tau aja lagunya Nikita Willy.


Jumat, 01 April 2011

Tiba-tiba Ingat Skripsi

Kalau ditanya, "Skripsi lo tentang apa sih May?" biasanya saya hanya menjawab, "Jalan". Hahahaha, dan kelanjutannya orang-orang akan bertanya AADJ (Ada Apa Dengan Jalan?). Sejujurnya saya masih belum bisa menceritakan secara rinci dan detail mengenai skripsi saya, karena saya sendiri juga masih agak bingung, survey aja masih belom jadi-jadi gara-gara draft saya masih belom benar-benar diterima. Padahal persiapan saya buat survey udah lumayan. Saya sudah mempersiapkan baju, saya udah tau mau pakai baju apa buat survey, saya juga sudah mempersiapkan parfum buat beraksi, saya juga udah mempersiapkan pulpen imut warna ungu (pulpen adik yang saya rampas karena itu pulpen pertama yang saya liat di kamar sewaktu nyari-nyari alat tulis), dan saya juga sudah mempersiapkan payung (kan ada pepatah, "Sedia payung sebelum hujan"), terus saya juga udah mempersiapkan kamera digital cantik berwarna pink (padahal setiap hari juga saya bawa). Tuh kan cool banget kan persiapan saya.