Kemarin sepulang BTA, saya dan beberapa teman saya janjian untuk melawat ke rumah Naimah di Bogor. Saya dan Klarati janjian di depan loket cinta stasiun Tebet, terus juga janjian sama Kiki dan Yogi di Stasiun Pocin (Tapi si Yogi telat, akhirnya dia naik kereta berikutnya). Sembari menunggu Yogi, kami pun ngemil di Dunkin Donut Stasiun Bogor, dan muncullah kekasih hatinya Kiki. Jadilah kami berlima meluncur ke rumahnya Naimah. Ketika kami sampai di rumahnya, ternyata kata tetangganya, beliau sedang di rumah kerabatnya. Akhirnya kami yang buta Bogor langsung menuju TKP. Berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan petunjuk dari orang sesat bapak-bapak di depan masjid, akhirnya kami tiba di suatu rumah.
Petunjuk bendera kuning, dan banyak orang arab membuat kami cukup yakin untuk masuk ke rumah tersebut. Dengan malu-malu, kami masuk ke teras rumah tersebut. Kami pun bersalaman dengan orang-orang yang berdiri di depan rumah, sambil tetap melangkah masuk (karena kami juga dipersilahkan langsung masuk ke dalam rumah). Ketika kami akan membuka sepatu, tiba-tiba ada yang memanggil kami.
Mbak-mbak yang memanggil: "Mau ketemu siapa?"
Kami: "Naimahnya ada?"
Mbak-mbak yang memanggil: "Naimah?" (bingung)
Mbak-mbak yang memanggil: "Di sini adanya Fauziah"
Sejujurnya saat itu juga kami mau ketawa ngakak, tapi nggak enak lagi di rumah orang. Sambil meminta maaf kami berpamitan, dan untungnya kami bertemu dengan ibu-ibu yang mau mengantarkan kami.
Terimakasih, Bu!! With Love, Maya
Pas begitu di rumah Naimah, tahukah kamu apa yang kita perbincangkan?
Benda ini:
ini yang masih mentahnya.
Nah, kalo udah dimasak jadinya kaya gini. Kalo si Kalarati kayanya demen banget. Saya sih belom pernah nyobain. Tapi sepertinya si Yogi jadi tertarik nyobain deh gara-gara ceritanya Klarati.
Kejadian konyol di hari itu nggak cuma ini saja ternyata, tetapi ada lagi nggak saya tulis di sini, ada di catatan facebook saya yang judulnya Saya Mau Mpok Hindun, Bang! Benar-benar hari yang super.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar